Semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, semakin kompleks pula hidup ini. praktik barter antara satu orang dengan orang lainya, yang dulunya bisa dijanlankan dengan sederhana dan mudah, lambat laun tidak bisa dilakukan semudah dahulu. sebagai contoh, pada kehidupan yang sederhana memperoleh gula jawa misalnya tidak begitu sulit, cukup dengan beberapa genggam beras mereka bisa mendapatkan gula jawa yang mereka butuhkan. ha ini bisa terjadi dengan mudah manakala orang yang butuh gula dan mempunyai beras kebetulan bertemu dengan orang yang sedang membutuhkan beras dan mempunyai gula jawa. kegiatan semacam ini terjadi pada masyarakat luas dengan berbagai kebutuhanya yang menunggu dipenuhi, dan kemudian munculah pasar untuk memudahka mereka dalam mendapatkan barang yang mereka butuhkan.
Meskipun praktik semacam ini terlihat sederhana, namun mengandung beberapa kelemahan didalamnya. beberapa kesulitan yang akan ditemukan dalam praktik barter ini adalah
a. sulitnya mencari orang yang mau ber-barter dengan kita, yang sedang membutuhkan barang yang kita punya, dan juga mempunyai barang yang sedang kita butuhkan. kita mempunyai gandum dan ingin menukarkannya dengan domba, dan sayangnya tidak selalu orang yang mempunyai kambing sedang membutuhkan gandum. dan juga sebaliknya.
b. sulitnya menentukan nilai dan ukuran masing-masing benda. kalaupun sudah menemukan orang yang mempunyai kambing dan butuh gandum, kita tidak bisa serta merta bisa ber-barter. siapa tahu si empunya kambing hanya membutuhkan satu liter gandum, tidak lebih, apakah dia rela menukarkan seekor kambingnya hanya dengan seliter gandum? tentu tidak seimbang.
c. tidak semua barang dalam proses barter dapat dibagi-bagi. apakah rela si empunya kambing untuk memotong satu paha kambing saja untuk ditukarkan dengan seliter gandum, jika ternyata mereka sepakat untuk menukarkannya dengan perbandingan satu liter gandum sama dengan satu potong paha?
itulah beberapa kelemahan bawaan dari barter, yang oleh karenannya manusia kemudian mulai berfikir untuk mencari alternatif alat lain untuk medium pertukaran yang kemudian kita kenal dengan nama uang.
Meskipun praktik semacam ini terlihat sederhana, namun mengandung beberapa kelemahan didalamnya. beberapa kesulitan yang akan ditemukan dalam praktik barter ini adalah
a. sulitnya mencari orang yang mau ber-barter dengan kita, yang sedang membutuhkan barang yang kita punya, dan juga mempunyai barang yang sedang kita butuhkan. kita mempunyai gandum dan ingin menukarkannya dengan domba, dan sayangnya tidak selalu orang yang mempunyai kambing sedang membutuhkan gandum. dan juga sebaliknya.
b. sulitnya menentukan nilai dan ukuran masing-masing benda. kalaupun sudah menemukan orang yang mempunyai kambing dan butuh gandum, kita tidak bisa serta merta bisa ber-barter. siapa tahu si empunya kambing hanya membutuhkan satu liter gandum, tidak lebih, apakah dia rela menukarkan seekor kambingnya hanya dengan seliter gandum? tentu tidak seimbang.
c. tidak semua barang dalam proses barter dapat dibagi-bagi. apakah rela si empunya kambing untuk memotong satu paha kambing saja untuk ditukarkan dengan seliter gandum, jika ternyata mereka sepakat untuk menukarkannya dengan perbandingan satu liter gandum sama dengan satu potong paha?
itulah beberapa kelemahan bawaan dari barter, yang oleh karenannya manusia kemudian mulai berfikir untuk mencari alternatif alat lain untuk medium pertukaran yang kemudian kita kenal dengan nama uang.