Praktik barter yang sulit akhirnya memaksa manusia untuk bisa menemukan komoditas lain yang bisa menggantikannya dan memberikan kemudahan dalam mendapakan barang yang dibutuhkannya. pada awalnya manusia menggunakan komoditas tertentu sebagai alat pertukaran. tidak seperti alat tukar yang kita gunakan saat ini, komoditas yang dijadikan alat tukar pada jaman dulu adalah barang-barang riil dan sering kali adalah barang yang hidup. misalkan suku-suku di afrika terbiasa menggunakan sapi atau kambing sebagai alat pertukaran. di yunani masyarakatnya lebih suka menggunakan kerbau. penduduk tibet lebih suka menggunakan teh-teh ikat sebagai komoditas pertukarannya dan juga di tempat-temat lain tergantung dari kondisi sosial dan ekonomi.
namun demikian, praktik semacam ini tidak jauh berbeda dengan praktik barter, bahkan cenderung sama, sehingga tidak mampu mengatasi masalah yang manusia hadapi dengan tuntas. disinilah kebutuhan manusia akan alat tukar yang bisa diterima semua orang dan bersifat fleksibel. dan begitulah munculnya uang untuk pertama kali, yang berfungsi sebagai alat tukar dan tolak ukur yang dapat menilai barang dan jasa.
begitu pentingnnya uang dengan berbagai fungsinya, sehingga manusia pada generasi ini benar-benar mengandalkannya untuk segala aktifitas terkait dengan pemenuhan kebutuhannya.
namun demikian, praktik semacam ini tidak jauh berbeda dengan praktik barter, bahkan cenderung sama, sehingga tidak mampu mengatasi masalah yang manusia hadapi dengan tuntas. disinilah kebutuhan manusia akan alat tukar yang bisa diterima semua orang dan bersifat fleksibel. dan begitulah munculnya uang untuk pertama kali, yang berfungsi sebagai alat tukar dan tolak ukur yang dapat menilai barang dan jasa.
begitu pentingnnya uang dengan berbagai fungsinya, sehingga manusia pada generasi ini benar-benar mengandalkannya untuk segala aktifitas terkait dengan pemenuhan kebutuhannya.
Comments (0)
Post a Comment
monggo ngisi comment menawi kerso.....